Sabtu, 13 Juni 2015

Pan Brothers is The Different Stock at This Time

Saat ini IHSG sedang berada dalam trend bearishnya, dimana IHSG telah menembus MA 20, MA 50, MA 100, dan MA 200 serta telah berada di support kuatnya yakni 4900. Dalam kondisi trend barish seperti sekarang ini hampir seluruh saham juga berada dalam trend bearish (terutama saham-saham unggulan sebagai penggerak market) dan sangat sulit menemukan saham-saham yang bergerak berlawanan dengan IHSG.

Sebuah nasihat lama menyebutkan "setiap periode bearish, selalu ada saja saham yang bergerak berlawanan terhadap indeks (uptrend)", Hal inilah yang membuat penulis untuk mencari saham-saham tersebut. Tidak mudah memang menemukan saham-saham tersebut, seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Perlu kejelian dan kesabaran dalam proses pencarian saham-saham tersebut. Salah satu saham yang penulis temukan adalah PBRX, Yups, PT Pan Brothers Tbk.


http://sahamologi.blogspot.com/

Pan Brothers adalah perusahaan yang bergerak dalam industri tekstil dan dalam satu sektor industri dengan SRIL. Pan Brothers dan Sri Rejeki Isman memiliki resiko yang sama yaitu resiko nilai tukar rupiah. Pan Brothers selain memproduksi juga mengekspor produk-produknya ke luar negeri ke berbagai perusahaan-perusahaan dunia antara lain Nike dan Adidas perusahaan aparel olahraga sepakbola terbaik dunia.

Lalu apa yang membuat PBRX ini menarik? Well, mari kita lihat chart berikut

IHSG

Sektor Misc-Ind

PBRX

Perhatikan baik-baik, baik IHSG dan sektor aneka industri sampai hari ini bergerak menurun alias downtrend sedangkan PBRX (lihat chart) bergerak berlawanan yakni uptrend. Kekuatan uptrend PBRX masih begitu kuat, dimana pergerakan harga PBRX masih jauh diatas MA20 dan MA50, sedangkan indikator MACD dan Stokastik juga mengkonfirmasi bahwa PBRX memang dalam masa uptrend yang kuat. Saat ini baik IHSG maupun sektor aneka industri memberikan sinyal adanya penguatan atau rebound, namun PBRX masih melanjutkan aksinya tersebut.

Penguatan PBRX yang telah lebih dari satu bulan ini apalagi dalam masa IHSG downtrend, potensi untuk koreksi juga sangat besar, bisa saja investor yang telah lama mengumpulkan saham PBRX sejak masa sideways nya di bulan april melakukan aksi profit taking ditengah pelemahan kurs rupiah terhadap dolar. Potensi resiko ini juga di warning oleh indikator MACD dan Stokastik yang telah berada dalam area overbought dan biasanya jika kondisi ini berlanjut potensi koreksi akan segera terjadi. Sangat jarang terjadi penguatan sebuah saham berlanjut lebih dari dua bulan tanpa kembali menyentuh MA20 nya untuk kembali menguat.

Sekarang mari kita bandingkan grafik PBRX dan SRIL berikut ini





Dari grafik tersebut jelas terlihat bahwa PBRX masih sangat kuat untuk melanjutkan penguatannya dibanding SRIL yang telah melemah (dalam hal ini SRIL telah menembus MA20). Namun jika anda perhatikan grafik SRIL yang telah dua kali menyentuh MA20 dan saat ini pergerakannya melemah, maka potensi PBRX yang baru sekali menyentuh MA20 akan dapat terkoreksi (setidaknya kembali ke MA20).

Bagaimana dengan fundamental PBRX sendiri? Well, jika dibandingkan dengan kinerja SRIL pada kuartal I 2015, kinerja PBRX sangat mengecawakan meski sebenarnya penjualan PBRX dari tahun ke tahun di kuartal I selalu bertumbuh. Pada tahun ini tepatnya kuartal I PBRX mengalami penurunan laba bersih yang sangat signifikan dibanding tahun lalu pada kuartal yang sama. Dimana penurunan laba bersih PBRX turun lebih dari 95%, dan penyebab utamanya adalah kurs rupiah yang terus melemah sehingga membuat PBRX mengalami kerugian kurs (karena PBRX menjual produknya dengan mengekspor, maka ia mendapatkan hasil penjualannya berupa USD). 

Perhatikan tabel berikut

Tabel tersebut merupakan ringkasan kinerja tiap kuartal I PBRX sejak 2010. Pada dasarnya kinerja PBRX dari sisi penjualannya selalu naik dan menggembirakan, dimana pertumbuhan penjualannya yang paling kecil hanya sebesar 18.78% pada 2014 dan lainnya tumbuh diatas 20%. Hal ini tentu sangat menggembirakan, namun penjualan yang selalu meningkat ternyata tidak serta merta membuat kinerja PBRX membaik, terbukti sejak tahun 2010 pertumbuhan laba bersih dan EPS perusahaan tidak konsisten, sehingga secara fundamental perusahaan ini tidak baik untung long term investment. Banyaknya potensi kerugian yang dapat dialami oleh perusahaan seperti pertumbuhan ekonomi negara tujuan, nilai tukar rupiah, beban operasional termasuk pengiriman adalah potensi yang jelas-jelas terlihat selain potensi yang dapat ditimbulkan didalam negeri.

Namun bagaimana secara teknikal? Well, saat ini PBRX masih dalam kondisi sideways dalam beberapa hari perdagangannya, belum jelas kemana arahnya nanti apakah naik meninggalkan MA20? atau kembali ke MA20? atau bahkan menembus MA20? Indikator MACD dan Stokastik juga sudah menunjukkan bahwa PBRX sudah overbought dan seharusnya tidak lama lagi PBRX akan turun (entah sebesar apa penurunannya). Jika anda berniat membsli saham PBRX, sebaiknya anda mmasukkannya kedalam daftar saham pengamatan anda sehingga jika turun mendekati MA20 anda bisa mengambil tindakan apakah akan masuk? atau mengamati terlebih dulu lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar