Selasa, 16 Juni 2015

IHSG Menembus Support 4900, Ambrol 2%

IHSG ambrol sebesar 2% padad perdagangan kemarin dipicu oleh mayoritas runtuhnya indeks dunia dan asia akibat gagalnya kesepakatan pemberian utang kepada yunani. Memang tidak dapat dipungkiri saat market dalam negeri melemah seperti sekarang ini lebih mudah terkena imbas dari perubahan eksternal,. Namun ketika kondisi dalam negeri sedang dalam kondisi optimis, biasanya IHSG berperilaku berlawanan dengan indeks dunia dan asia. Bagaimana dengan sekarang? Yup, karena kondisi dalam negeri yang memang kurang baik (terlihat buruk) karena sebagian besar emiten mengalami penurunan laba bersih pada kuartal I 2015, sudah menjadi biasa bahwa sejak dahulu kala setiap kondisi seperti ini terjadi maka banyak investor yang bersikap berlebihan sehingga harga saham pun pada rontok (meski memang kala itu hampir seluruh saham memiliki harga yang tinggi).


Sekarang mari kita lihat dan analisa market 
Mari kita lihat dulu indeks Dow



Pada dasarnya saat ini indeks Dow sedang dalam masa sidewaysnya (entah sampai kapan selesainya) sejak maret lalu. Dari perdaganan semalam Dow mengalami penurunan sebesar 0,60% setelah pada hari sebelumnya turun lebih dari 1%. Namun perhatikan dengan kondisi candlenya, candle terakhir menunjukkan adanya sinyal reversal yang berarti Dow berpotensi naik kembali dari supportnya dan ini bisa berdampak pada pergerakan IHSG rabu mendatang.

Bagaimana dengan IHSG sendiri? Well, pada penutupan perdagangan kemarin IHSG ditutup ambrol 2% pada posisi 4837 dan berpotensi pelemahan lanjutan karena memang saat ini mayoritas indeks dunia dan asia mengalami pelemahan. 


Perhatikan grafik diatas, saat ini IHSG kembali menyentuh posisi yang hampir sama (kecil perbedaannya sebenarnya) dengan juni 2014 dimana IHSG berada pada kisaran 4800-4900. Jika melihat ini potensi IHSG untuk bertahan pada level ini agar tidak turun lebih dalam tetap ada, namun perhatikan chart berikut


Dari kedua chart tersebut dihasilkan bahwa IHSG berusaha menuju level fibonacci 61,8% yang merupakan level terkuat setelah 38,2% tertembus. Apalagi ditambah dengan tingkat kerapatan harga dan bentuk candle terakhir yang mengarahkan bahwa penurunan IHSG masih berlanjut. Kemudian posisi IHSG yang masih dibawah MA200 memberi dukungan pelemahan IHSG masih belum berhenti serta MA20 yang saat ini sedang memotong MA200 menjadi alasan yang cukup kuat atas pelemahan lanjutan IHSG.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar